Keberadaan sebuah Dzat yang segala Maha tidak pernah dan tidak boleh dipertanyakan. Mencoba menalar ajaran atau eksistensi Dzat itu sendiri merupakan bentuk kejahatan, setidaknya itulah yang dialami oleh perupa.
Terlahir dan besar di lingkungan yang begitu religius menjadikan perupa seorang pribadi yang taat dan meyakini Tuhan dengan atau tanpa pengertian yang mendasar tentang yang diyakininya itu. Namun lambat laun, rasa ingin menalar Yang Maha Kuasa semakin tinggi, menjadikan perupa merasa seakan “tersesat” akibat segala pertanyaan yang tidak bisa dijawab, “Apa dan Siapakah Tuhan itu?”
Karya merupakan bentuk apropriasi dari karya Gustave Dore yang mengilustrasikan puisi Dante Alighieri, Dante’s Inferno. Bentuk karya ini dipilih karena linear dengan alegori Dante pada karyanya yang menunjukkan perjalanan ke neraka sampai surga sebagai bentuk pencarian kasih Tuhan.
Pada karya The Forest ini merupakan ilustrasi pertama yang digambarkan tentang Dante yang tersesat di tengah hutan sebagai pembuka puisi buku Dante’s Inferno, perjalanan Dante ke neraka mencari kekasihnya, Beatrice. Ilustrasi ini dianggap menggambarkan situasi perupa yang merasa tersesat dengan “hutan” sebagai perumpamaan dari kehidupan.
Refleksi terhadap kekaryaan oleh Dante dan Dore ini mengingatkan diri perupa bahwa bukan ketidakyakinan kepada Tuhan yang perupa rasakan, namun keinginan untuk mencari Tuhan terkasih dengan pengertian yang lebih dalam akan eksistensiNya.
Reviews
There are no reviews yet.