Mengapropriasi visualisasi patung klasik “The Thinker” karya Auguste Rodin dengan pendekatan kontemporer yang memadukan kedalaman personal dan konseptual. Dalam dialektika refleksi yang ditampilkan, seniman menyelami pengalaman eksistensialnya, mengeksplorasi fase-fase kebingungan yang mendalam dalam upaya mempertanyakan dan memahami esensi seni dalam konteks personal.
Terinspirasi oleh “Inferno” karya Dante Alighieri, karya ini mengartikulasikan proses penyucian manusia yang digambarkan dalam teks tersebut. “The Thinker” yang lazimnya dianggap sebagai simbol kontemplasi dan refleksi intelektual, di sini direkontekstualisasi sebagai entitas manusia yang sedang mengalami penyucian dalam konteks artistik. Dalam interpretasi ini, seni dipandang sebagai entitas eksistensial yang esensial bagi manusia, di mana manusia berperan sebagai ‘tuhan’ dalam penciptaan dan pemahaman seni.
Figur “The Thinker” dibentuk dengan menggunakan media stabilo yang diaplikasikan pada teks-teks bertumpuk. Pendekatan ini mengintegrasikan elemen keguruan, mencerminkan peran seniman sebagai seorang pendidik. Penggunaan stabilo, yang biasanya merupakan alat bantu dalam pendidikan, di sini berfungsi sebagai sarana untuk mengkomunikasikan kompleksitas dan kebingungan intelektual yang dialami seniman.
Teks-teks yang bertumpuk dalam karya ini menghasilkan lapisan-lapisan visual dan naratif yang menciptakan representasi kebingungan dan kompleksitas pemikiran. Setiap lapisan teks mengandung pertanyaan-pertanyaan mendalam mengenai esensi seni dan eksistensi, mencerminkan perjalanan batin yang penuh dengan kontemplasi dan introspeksi
Reviews
There are no reviews yet.