Dalam teologi Gereja Katolik, Limbo dianggap sebagai tempat bagi jiwa-jiwa yang meninggal dengan dosa asal. Dalam arti yang lebih luas, Limbo juga dapat dimaknai sebagai ruang tunggu yang tanpa kepastian dan batas waktu. Bagas, melalui karyanya “Dancing In The Limbo,” menafsirkan ulang konsep tersebut. Bagas melihat Limbo bukan sebagai tempat yang menakutkan, namun sebagai ruang yang terlewat sepi dan tenang. Dengan pendekatan representatif, Bagas menggambarkan kondisi jiwa melalui sosok figuratif. Figur ini menjadi simbol dari ‘kebodohan’ (ignorance) yang menari merayakan ketidakpastian hingga keputusan akhir tiba. Bagas mencoba mengekspresikan bagaimana Limbo dapat menjadi tempat perenungan dan penerimaan terhadap ketidakpastian yang ada, mengajak audiens untuk melihat Limbo dari sudut pandang yang berbeda.
Reviews
There are no reviews yet.