Perspektif dan anatomi di lukisan masa renaissance menjadi bagian utama untuk mewujudkan celestialitas atau sebuah keagungan pada masa-masa itu. Dari situ saya menyadari bahwa bagaimana megambarkan lanscape alam, ruang, sosok manusia yang memiliki ciri khas pada pakaian sesuai dengan peran dan derajatnya, menjadi tampak lebih megah dan indah dengan capaian teknik lukis yang detail dan penuh pertimbangan. Saya melihat itu sebagai hal yang saya serap dan wujudkan dalam karya yang berjudul “Liquorice”. Bagaimana saya buat dengan perspesktif bawah untuk memberikan kesan tinggi dan besar pada objek yang dilihat, serta memberikan kesan keruangan yang luas.
Melukiskan suasana hutan pada dunia fantasi yang memiliki pohon raksasa, dimana saya memaknai pohon sebagai penyedia, pelindung, juga sebagai lingkungan yang baik untuk makhluk kecil lainya bertahan hidup di bawahnya, dan burung” hingga naga yang sangat erat hubunganya dengan manusia, dengan sosok raksasa yang merupakan spirit yang merupakan perwujudan siklus hidup menjadi entitas yang agung dan di mulikan oleh makhluk hidup di hutan tersebut. Menggambarkan romantisme antara sekumpulan wanita yang sedang memanen rumput yang diganggu oleh sekumpulan anak naga, seolah-olah naga adalah selayaknya kucing yang beraktifitas di sekeliling kita. Di dunia nyata kucing adalah hewan yang sangat menyukai tanaman Liquorice atau akar manis. Ide tersebut berasal dari pengalaman empiris yang mana terbesit saat saya sendiri ketika mencabuti rumput disamping rumah, kucing saya bisa menjadi agresif hingga mencakar untuk merebut akarnya.
Reviews
There are no reviews yet.