Vina Candrawati, lahir di Bandung tanggal 5 Agustus 1984. Ia lebih dikenal sebagai pelukis pasir yang terangkat namanya dalam ajang pencarian bakat Indonesia Mencari Bakat di Trans TV 2012 silam.
Dikala pandemi menumpahkan kegelisahannya terhadap karyanya serta kehidupan di kala pandemi dalam suatu media yang jg selalu bisa mengalir bertransformasi mengikuti arus dan aliran yaitu cat akrilik di atas kanvas dengan sentuhan pasir yang merupakan identitas seorang Vina.
Lukisan-lukisan yang dibuatnya adalah suatu bentuk bahwa sebagai seorang wanita, anak, istri dan ibu tetap bisa terus berdaya dan berupaya bagi dirinya dan orang-orang sekelilingnya.
Lukisan “Hari-Hariku dan hari-harimu anakku” by Vina Candrawati
Ukuran : L 107,3 x P 127,3cm
Acrylic on Canvas
Ukuran : 90 x 70 cmWendha Artha Sembawa lahir di Bandung, 18 Juni 1975. Sebagai anak ke tiga dari seorang seniman lukis yang juga seorang pendidik di dunia seni rupa, Almarhum Bapak Agung Wiwekaputera dan cucu dari Almarhum Bapak Barli Sasmitawinata menjadikan wendha begitu mencintai dunia Seni Rupa.Hidup di lingkungan Seni Rupa menjadikan Wendha pada masa kecilnya mengenal sangat dekat kehidupan dunia ini, sebagai anak-anak ia sudah sering hadir dalam berbagai kegiatan pameran lukisan yang banyak memberikan inspirasi dalam karya karyanya kemudian.Dorongan hatinya untuk menekuni dunia seni lukis mulai tersalurkan di awal tahun 2000, kemampuannya melukis terlahir secara otodidak, dengan bimbingan bapak dan kakeknya ini wendha lebih memfokuskan karya lukisnya ke gaya dekoratif, abstrak dan kubisme, karena menurutnya gaya lukis tersebut sangat mewakili jiwanya dalam mencurahkan apa yang diterima dan dirasakannya sebagai bentuk cerminan pesan alam yang terwakilkan dalam garis, warna maupun bentuk dan menjadikannya sebuah cerita kehidupan yang sangat bermakna bagi pribadi dari penikmatnya.
Ukuran : 90 x 70 cmTrue reflections present me to my self not as idle and inaccessible subjectivity, but as identical with my presence in the world and to others, as i am now realizing it, i am all that i see, i am an intersubjective field, not despite my body and historical situation, but, on the contrary, by being this body and this situation, and through them, all the restThe body is to be compared, not to a physical objectbut rather to a work of art..(merleau ponty)Pelukis: Wendha A.S